Sabtu, 21 April 2012

ANATOMI ABDOMEN

ABDOMEN adalah rongga terbesar dalam tubuh. Bentuknya lonjong dan meluas dari atas dari drafragma sampai pelvis di bawah. Rongga abdomen dilukiskan menjadi dua bagian, abdomen yang sebenarnya yaitu rongga sebelah atas dan yang lebih besar dari pelvis yaitu rongga sebelah bawah dan lebih kecil. Batas-batas rongga abdomen adalah di bagian atas diafragma, di bagian bawah pintu masuk panggul dari panggul besar, di depan dan di kedua sisi otot-otot abdominal, tulang-tulang illiaka dan iga-iga sebelah bawah, di bagian belakang tulang punggung dan otot psoas dan quadratus lumborum. Bagian dari rongga abdomen dan pelvis beserta daerah-daerah (Pearce, 1999).
Rongga Abdomen dan Pelvis (Pearce, 1999)
Keterangan : 
1. Hipokhondriak kanan 
2. Epigastrik 
3. Hipokhondriak kiri 
4. Lumbal kanan 
5. Pusar (umbilikus) 
6. Lumbal kiri 
7. Ilium kanan 
8. Hipogastrik
9. Ilium kiri

Isi dari rongga abdomen adalah sebagian besar dari saluran pencernaan, yaitu lambung, usus halus dan usus besar (Pearce, 1999).


1. Lambung
Lambung terletak di sebelah atas kiri abdomen, sebagian terlindung di belakang iga-iga sebelah bawah beserta tulang rawannya. Orifisium cardia terletak di belakang tulang rawan iga ke tujuh kiri. Fundus lambung, mencapai ketinggian ruang interkostal (antar iga) kelima kiri. Corpus, bagian terbesar letak di tengah. Pylorus, suatu kanalis yang menghubungkan corpus dengan duodenum. Bagian corpus dekat dengan pylorus disebut anthrum pyloricum.
Fungsi lambung :
a. Tempat penyimpanan makanan sementara.
b. Mencampur makanan.
c. Melunakkan makanan. 
d. Mendorong makanan ke distal.
e. Protein diubah menjadi pepton.
f. Susu dibekukan dan kasein dikeluarkan. 
g. Faktor antianemi dibentuk. 
h. Khime yaitu isi lambung yang cair disalurkan masuk duodenum (Pearce, 1999).


2. Usus Halus
Usus halus adalah tabung yang kira-kira sekitar dua setengah meter panjang dalam keadaan hidup. Usus halus memanjang dari lambung sampai katup ibo kolika tempat bersambung dengan usus besar. Usus halus terletak di daerah umbilicus dan dikelilingi usus besar. 
Usus halus dapat dibagi menjadi beberapa bagian :
a. Duodenum adalah bagian pertama usus halus yang panjangnya 25 cm.
b. Yeyenum adalah menempati dua per lima sebelah atas dari usus halus.
c. Ileum adalah menempati tiga pertama akhir.

Fungsi usus halus adalah mencerna dan mengabsorpsi khime dari lambung isi duodenum adalah alkali. (Pearce, 1999)


3. Usus Besar
Usus halus adalah sambungan dari usus halus dan dimulai dari katup ileokdik yaitu tempat sisa makanan. Panjang usus besar kira-kira satu setengah meter.
Fungsi usus besar adalah :
a. Absorpsi air, garam dan glukosa.
b. Sekresi musin oleh kelenjer di dalam lapisan dalam.
c. Penyiapan selulosa.
d. Defekasi (pembuangan air besar) (Pearce, 1999)


4. Hati
Hati adalah kelenjer terbesar di dalam tubuh yang terletak di bagian teratas dalam rongga abdomen di sebelah kanan di bawah diafragma. Hati Secara luar dilindungi oleh iga-iga.
Fungsi hati adalah :
a. Bersangkutan dengan metabolisme tubuh, khususnya mengenai pengaruhnya atas makanan dan darah.
b. Hati merupakan pabrik kimia terbesar dalam tubuh/sebagai pengantar matabolisme.
c. Hati mengubah zat buangan dan bahan racun.
d. Hati juga mengubah asam amino menjadi glukosa.
e. Hati membentuk sel darah merah pada masa hidup janin.
f. Hati sebagai penghancur sel darah merah.
g. Membuat sebagian besar dari protein plasma.
h. Membersihkan bilirubin dari darah (Pearce, 1999).


5. Kandung Empedu
Kandung empedu adalah sebuah kantong berbentuk terong dan merupakan membran berotot. Letaknya di dalam sebuah lekukan di sebelah permukaan bawah hati, sampai di pinggiran depannya. Panjangnya delapan sampai dua belas centimeter. Kandung empedu terbagi dalam sebuah fundus, badan dan leher. 
Fungsi kangdung empedu adalah :
a. Kandung empedu bekerja sebagai tempat persediaan getah empedu.
b. Getah empedu yang tersimpan di dalamnya dibuat pekat. (Pearce, 1999).


6. Pankreas
Pankreas adalah kelenjar majemuk bertandan, strukturnya sangat mirip dengan kelenjar ludah. Panjangnya kira-kira lima belas centimeter, mulai dari duodenum sampai limpa. Pankreas dibagi menjadi tiga bagian yaitu kepala pankreas yang terletak di sebelah kanan rongga abdomen dan di dalam lekukan abdomen, badan pankreas yang terletak di belakang lambung dalam di depan vertebre lumbalis pertama, ekor pankreas bagian yang runcing di sebelah kiri dan menyentuh limpa.
Fungsi pankreas adalah :

  1. Fungsi exokrine dilaksanakan oleh sel sekretori lobulanya, yang membentuk getah pankreas dan yang berisi enzim dan elektrolit.
  2. Fungsi endokrine terbesar diantara alvedi pankreas terdapat kelompok-kelompok kecil sel epitelium yang jelas terpisah dan nyata.
  3. Menghasilkan hormon insulin → mengubah gula darah menjadi gula otot (Pearce, 1999).


7. Ginjal
Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen, terutama di daerah lumbal di sebelah kanan dari kiri tulang belakang, di belakang peritoneum. Dapat diperkirakan dari belakang, mulai dari ketinggian vertebre thoracalis sampai vertebre lumbalis ketiga ginjal kanan lebih rendah dari kiri, karena hati menduduki ruang banyak di sebelah kanan. Panjang ginjal 6 sampai 7½ centimeter. Pada orang dewasa berat kira-kira 140 gram. Ginjal terbagi menjadi beberapa lobus yaitu : lobus hepatis dexter, lobus quadratus, lobus caudatus, lobus sinistra. 
Fungsi ginjal adalah :
a. Mengatur keseimbangan air.
b. Mengatur konsentrasi garam dalam darah dan keseimbangan asam basa darah.
c. Ekskresi bahan buangan dan kelebihan garam. (Pearce, 1999)

8. Limpa
Terletak di regio hipokondrium kiri di dalam cavum abdomen diantara fundus ventrikuli dan diafragma.

Fungsi limpa adalah :
a. Pada masa janin dan setelah lahir adalah penghasil eritrosit dan limposit.
b. Setelah dewasa adalah penghancur eritrosit tua dan pembentuk homoglobin dan zat besi bebas.

Limpa dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu :
a. Dua facies yaitu facies diafraghmatika dan visceralis.
b. Dua kutub yaitu ekstremitas superior dan inferior.
c. Dua margo yaitu margo anterior dan posterior
Rongga Abdomen Bagian Depan
Keterangan : 
A. Diafragma
B. Esofagus
C. Lambung
D. Kaliks kiri
E. Pankreas
F. Kolon desenden
G. Kolon transversum
H. Usus halus
I. Kolon sigmoid
J. Kandung kencing
K. Apendiks
L. Sekum
M. Illium
N. Kolon asenden
O. Kandung empedu
P. Liver
Q. Lobus kanan 
R. Lobus kiri

  • Patologi Abdomen
  1. Peritonitis, merupakan radang pada peritoneum yang sangat berbahaya sebagai komplikasi dari penyebaran infeksi yang terjadi pada organ-organ abdomen seperti appendicitis, salphingitis, rupture, saluran cerna, luka tembus abdomen.
  2. Obstruksi usus, merupakan penyumbatan usus yang terjadi karena adanya daya mekanik dan mempengaruhi dinding usus sehingga mengakibatkan penyempitan atau penyumbatan lumen usus.
  3. Preumo peritoneum, merupakan adanya udara di dalam rongga peritoneum, (Bontrager, 2001) 
  4. Editis Ulseratif, merupakan penyakit dimana daerah yang luas dari usus besar meradang dan mengalami ulserasi. (Bontrager, 2001) 
  5. Volvulus, disebut juga torsi merupakan pemutaran usus dengan mesenterium sehingga poros. (Bontrager, 2001) 
  6. Tumor / neoplasma adalah kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh terus menerus secara tidak terbatas, tidak terkoordinasi dengan jaringan sekitarnya dan tidak berguna bagi tubuh (Dr. Kristanto)
  7. Ulkus atau tukak yaitu terjadi apabila sebagian permukaan tulang jaringan hilang sedang sekitarnya meradang. Bisa terjadi di kulit atau alat dalam seperti lambung dan usus (Dr. Kristanto).

TEKNIK RADIOGRAFI MANDIBULA


PROYEKSI PA DAN PA AXIAL

POSISI PASIEN :
  • Pasien diposisikan prone atau duduk
  • Tempatkan lengan pada posisi yang nyaman dan atur bahu, sehingga berada pada bidang trasversal yang sama.
POSISI OBJEK :
  • Letakan kepala dimana dahi dan hidung pasien menempel pada bidang film.Untuk mendapatkan ramus mandibula, pusatkan ujung hidung berada pada pertengahan bidang film.
  • MSP kepala tegak lurus pada bidang film.
  • Pastikan tidak terjadi pergerakan/ perputaran pada objek kepala
  • CR Untuk Proyeksi PA : CR tegak lurus bidang film dengan CP di pertengahan antara kedua bibir ( general survey / ramus mandibula)
  • CR Untuk Proyeksi PA AXIAL : CR diarahkan 20 –25 derajat cranially dengan CP menembus ujung hidung ( untuk condylus mandibula).
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxYchDHnJYKefS4HKDqLXiuVZcHyJClNdsMY6UO7P-SWK7OUiipywA1dboeJe3Zridb1SjyonBXtXt51furd91tUTP3oJkpQMKDo4MpCPsYYMiZyhf5QDDSTYbPZwezZg5_TFjZaXH_ubm/s320/slide0002_image002.jpghttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhe3TMs7b1v9IelE0Z9nUVtuKTDVPxiCDah0fe1ehJRL3Tl6kZ0dwlh_W6ZeQV1vQj-72Ue5Zy-ERyaL2EA12_qJyyrT5dTh1OLKA7DYHaPdCRGU-KV-tIeS1vkjIK0o_Nnw861ncH5sM6f/s320/slide0003_image004.jpg
KRITERIA GAMBARAN

► Kedua ramus dan bodi mandibula terproyeksi simetris
► Keseluruhan bagian mandibula terproyeksi tidak terpotong
► Pada proyeksi PA Axial kedua condylus mandibula terproyeksi dengan jelas
► Marker R/L tampak di bagian tepi film radiografi.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPyLnv7BW2zllCLTHKwlj9mrAA5Uilyge1v4XeQUYdoECH-r86mUM3Qx73-ozi1sQxc4uipg0ByUKVVJKiU3RVjnuAC36A9LVc4AfvvDdXCGf_7Ww8OJxtTl4NbSSX332Tg7LWv6yJMvFD/s320/slide0006_image005.jpg

PROYEKSI EISLER

POSISI PASIEN :
  • Prone , semi oblique
POSISI OBJEK :
  • Kepala diatur true lateral, Bagian pipi pasien ditempatkan pada bagian tengah kaset (melintang).
  • Atur agar bagian objek 1,2 cm anterior dan 2,5 cm inferior dari MAE diletakkan dipertengahan kaset.
  • Leher ekstensi dan atur agar ramus mandibula sejajar bidang film
  • Central Ray disudutkan 25 derajat cranially
  • CP : menembus angulus mandibula yang jauh dari film
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYoMqm8ckt8DQq6AcOUEg4I2hR69vvdBkkLhyphenhyphenoMHOnNPI4UcEdwTr7Bf1r2o3FpRm-_Jl9dWumpoMr6fK4Yl_ZgURC1rmwNNDAjoyv-RHMUr9VE2Nqqul1LF81SaPpsFz_h5Rx-Al61U2M/s320/slide0007_image007.jpg

KRITERIA GAMBARAN
:
  • Ramus mandibula
  • Condilus mandibula
  • Angullus mandibula
  • Ramus mandibula kanan dan kiri tidak overlapping

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhREsWTPpIQgYU8mpX4EFjduKe2bAiw1OfWwHxwyZrQ15VwSWAkhnV81nYPO8IpWv3AcL5pqbB5A8jJk30U3abBPWPB1fB-rTmututLbDJsa9IUMWIWHtX-KHtTKSVBcscfsx1w5AJ5T7jD/s320/slide0008_image009.jpg

ANATOMI TULANG MANDIBULA

Tulang mandibula 
Mandibula adalah tulang rahang bawah dan merupakan tulang muka yang paling besar dan kuat. Mandibula merupakan satu – satunya tulang pada tengkorak yang dapat bergerak. Mandibula dapat ditekan dan diangkat pada waktu membuka dan menutup mulut. Dapat ditonjolkan, ditarik ke belakang dan sedikit digoyangkan dari kiri ke kanan dan sebaliknya sebagaimana terjadi pada waktu mengunyah (Pearce, 2002). Pada perkembangannya tulang ini terdiri dari dua belahan tulang yang bersendi di sebelah anterior pada simpisis mental, persatuan kedua belahan tulang ini terjadi pada umur dua tahun membentuk sebuah korpus yang letaknya horisontal dan berbentuk seperti tapal kuda, menjorok ke muka serta mempunyai dua buah cabang yang menjorok ke atas dari ujung posterior korpus (Bajpai, 1991). 
Bagian – bagian mandibula, yaitu (Bajpai, 1991) : 
A. Korpus 
Korpus juga mempunyai dua permukaan, yaitu : 
1) Permukaan eksternus 
Permukaan eksternus kasar dan cembung. Pada bagian ini terdapat suatu linea oblikum yang meluas dari ujung bawah pinggir anterior ramus menuju ke bawah dan ke muka serta berakhir pada tuberkumum mentale di dekat garis tengah. Dan terdapat juga foramen montale yang terletak di atas linea oblikum dan simpisis menti yang merupakan rigi di garis tengah yang tidak nyata di bagian atas pada tengah pada tempat persatuan dari kedua belahan foetalis dari korpus mandibula. 
2) Permukaan internus 
Permukaan internus agak cekung. Pada permukaan ini terletak sebuah linea milohyodea, yang meluas oblik dari di bawah gigi molar ke tiga menuju ke bawah dan ke muka mencapai garis tengah, linea milohyodea ini menjadi origo dari muskulus milohyodeus. Linea milohyoidea membagi fossa sublingualis dari fossa submandibularis. 
Korpus mempunyai dua buah pinggir, yaitu : 
1) Pinggir atas (alveolaris) 
Merupakan lekuk dari gigi geligi tetap. Terdapat delapan lekuk dari masing – masing belahan mandibula ( dua untuk gigi seri, satu untuk gigi taring, dua untuk gigi premolar dan tiga untuk gigi molar). Pada orang tua setelah gigi – gigi tanggal lekuk – lekuk ini tidak tampak karena atropi tulang yang mengakibatkan berkurangnya lebar corpus mandibula. 
2) Pinggir bawah (basis) 
Pinggir ini tebal dan melengkung yang melanjutkan diri ke posterior dengan pinggir bawah ramus. Sambungan kedua pinggir bawah ini terletak pada batas gigi molar ke tiga, di tempat ini basis disilang oleh arteri fasialis. Fossa digastrika yang merupakan lekukan oval terletak pada masing – masing sisi dari garis tengah. Merupakan origo dari venter anterior muskulus digastrikus. Sepanjang seluruh basis dilekatkan lapis dari fasia kolli dan tepat di atasnya (superfasialis) dilekatkan platisma. 
B. Ramus 
Ramus terdiri dari dua permukaan, yaitu : 
1) Permukaan eksternus (lateralis) 
Permukaan ini kasar dan datar. Bagian posterior atas licin yang berhubungan dengan glandula parotis. Sisa dari permukaan merupakan insersio dari muskulus masseter. 
2) Permukaan internus (medialis) 
Pada permukaan ini terletak foramen mandibulare yang merupakan awal dari kanalis mandibularis serta dilalui oleh nervus dentalis dan pembuluh – pembuluh darahnya. 
Pinggir – pinggir pada ramus, yaitu : 
  1. Pinggir superior, merupakan insisura – insisura tajam dan cekung mandibularis di antara prosesus – prosesus koronoideus dan prosesus kondiloideus.
  2. Pinggir anterior, melanjutkan diri ke bawah dengan garis oblik.
  3. Pinggir posterior, tebal dan alur – alur merupakan permukaan medialis dari glandula parotis.
  4. Pinggir inferior, melanjutkan diri dengan pinggir inferior korpus dan bersama – sama membentuk basis mandibula